Senin, 21 Juni 2010
Metode Penelitian
Ditulis oleh henypratiwi di/pada 18 Oktober 2009
True Eksperimental Designs
Metode eksperimen sungguhan adalah menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan desain di mana secara nyata ada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dan membandingkan hasil perlakuan dengan kontrol secara ketat. Validitas internal dan eksternal cukup utuh.
Menurut Sumadi Suryabrata (1990:32-36) bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan desain dimana secara nyata ada kelompok perlakuan dan kelompok control dan membandingkan hasil perlakuan dengan kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan.
Contoh :
• Penelitian untuk menyelidiki pengaruh dua metode mengajar sejarah pada murid-murid kelas III SMA sebagai fungsi ukuran kelas dan taraf intelegensi murid, dengan cara menempatkan guru secara random berdasarkan inteligensi, ukuran kelas, dan metode mengajar.
Rancangan eksperimental sungguhan yang cukup dikenal adalah :
1. Postest-only Control group design, Dalam model rancangan ini, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dibentuk dengan prosedur random, sehingga keduanya dapat dianggap setara. Selanjutnya kelompok eksperimen diberikan perlakuan. Setelah perlakuan telah diberikan dalam jangka waktu tertentu, maka setelah itu dilakukan pengukuran variabel terikat pada kedua kelompok tersebut, dan hasilnya dibandingkan perbedaannya.
Desainnya adalah sebagai berikut :
( R ) X O1
( R ) O2
Maksud dari desain tersebut ialah ada dua kelompok yang dipilih secara random. Kelompok pertama diberi perlakuan sedang kelompok dua tidak. Kelompok pertama diberi perlakuan oleh peneliti kemudian dilakukan pengukuran; sedang kelompok kedua yang digunakan sebagai kelompok pengontrol tidak diberi perlakukan tetapi hanya dilakukan pengukuran saja.
R X1 O2
O2
2. Pretest – Posttest Control Group Design
yaitu suatu rancangan penelitian yang menggunakan dua kelompok subjek. Dua kelompok subjek tes tersebut diberi nama kelompok kontrol dan eksperimen.
Kelompok eksperimen diberi perlakuan, sementara itu kelompok kontrol tidak. Sebelum dan sesudah pemberian perlakuan kedua kelompok tersebut diukur variabelnya. Desain ini merupakan pengembangan desain di atas. Perbedaannya terletak pada baik kelompok pertama dan kelompok pengontrol dilakukan pengukuran didepan (pre-test). Desainnya adalah sebagai berikut :
( R ) O1 X O2
( R ) O3 O4
Jumat, 09 April 2010
Keluwih
Tanaman Keluwih
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Orticales
Suku : Moraceae
Marga : Artocarpus
Jenis : Artocarpus camasi
Nama umum/dagang : Kluwih
2. 2. Morfologi Tanaman Keluwih
a. Akar Keluwih
Akar tanaman keluwih berkayu, berbentuk bulat, berwarna cokelat kehitam-hitaman. Kulit relatif mudah terkelupas, beraroma spesifik, dan mudah mengeluarkan getah. Akar keluwih yang berasal dari perbanyakan generatif maupun vegetatif membentuk suatu forma perakaran yang kuat menebus dan melekat pada tanah. Oleh karena itu, tanaman keluwih mampu tumbuh ditempat yang kurang ideal, antara lain ditebing-tebing dan sungai.
b. Pohon dan Cabang
Tanaman keluwih berkayu dengan warna kulit hijauke abu-abuan, kulit bertekstur tidak keras dan tidak beraroma spesifik. Tinggi tanaman dapat mencapai 10-20 m. lebar tajuk pohon lebih dari 5 meter. Tanaman keluwih pada umumnya telah membentuk percabangan sejak ketinggian 2 m dari atas tanah. Dahan tumbuh sehingga habitusnya tampak ramping. Pohon keluwih tahan pangkas dan mudah membentuk tunas baru.
c. Daun
Pada ujung cabang dan ranting tanaman tumbuh tunas pucuk sepanjang 10-20 cm. pucuk tersebut tertutup oleh selaput contong atau seludang. Setelah tunas pucuk mekar, akan muncul daun muda, yang kemudian tumbuh mencapai ukuran maksimal. Daun-daun keluwih terletak pada cabang atau ranting dengan teratur secara spiral, berjarak antara 2-10 cm. tangkai daun ranting dengan panjang antara 3-5 cm. daun tebal seperti belulang, kaku, berwarna hijau tua, mengkilat di bagian atasnya dan berwarna hijau pucat serta kasar karena berbulu di bagian bawahnya. Bulu daun keluwih berwarna putih, terletak di atas dan bawah daun tulang daun. Ukuran daun bermacam-macam berkisar antara (30-60) cm x (20-40) cm, memiliki 7-9 lekuk dalam dengan ujung yang menyempit. Pangkal daun utuh, dengan tulang daun menonjol.
d. Bunga
Bunga tanaman keluwih brumah satu.tandan bunga jantan dan bunga betina masing-masing terletak pada ketiak daun, bunga jantan menyerupai busa, panjang mencapai 25 cm atau lebih, berwarna kuning, mirip ekor kucing, terkulai ke bawah. Tandan bunga jantan tersebut terdiri atas kumpulan bunga kecil dengan stamen tunggal. Bunga betina berbentuk bulat atau bulat telur, berukuran (8-10) cm x (5-) cm, berwarna hijua. Bunga betina terletak tegak kaku, pada tangkai tebal, yang memiliki panjang antara 4-8 cm. Bunga betina terdiri dari kumpulan bunga kecil yang terletak pada dasar bunga dengn kelopak berbentuk tabung. Bunga keluwih menyerbuk silang.
e. Buah dan Biji
Buah keluwih merupakan buah majemuk, berbentuk tandan, dengan garis tengah antara 10-20 cm, berduri pendek, dan berwarna hijau. Di dalam buah terdapat biji berbentuk ginjal, panjang 3-5 cm, berwarna cokelat kehitaman, baik buah dan bijinya dapat dimanfaatkan sebagai bahan sayur.
3. Kandungan Zat dalam Tanaman Keluwih
Adapun kandungan zat yang terdapat dalam tanaman keluwih adalah:
a. Polifenol
Memiliki sifat antioksidan lebih baik dibandingkan vitamin-vitamin dan menjadi obyek yang menarik perhatian para ahli nutrisi , epidemiologi, perusahaan agraria dan konsumen pada dekade terakhir. Keuntungan utama polifenol adalah efek melindungi terhadap berbagai penyakit seperti kanker dan penyakit kardiovaskular. Polifenol membantu melawan pembentukan radikal bebas dalam tubuh dan karenanya memperlambat penuaan sel.
b. Saponin
Suatu glikosida yang mungkin ada pada banyak macam tanaman. Saponin ada pada seluruh tanaman dengan konsentrasi tinggi pada bagian-bagian tertentu, dan dipengaruhi oleh varietas tanaman dan tahap pertumbuhan. Fungsi dalam tumbuh-tumbuhan tidak diketahui, mungkin sebagai bentuk penyimpanan karbohidrat, atau merupakan waste product dari metabolisme tumbuh-tumbuhan. Kemungkinan lain adalah sebagai pelindung terhadap serangan serangga. Sifat-sifat Saponin adalah:
1) Mempunyai rasa pahit
2) Dalam larutan air membentuk busa yang stabil
3) Menghemolisa eritrosit
4) Merupakan racun kuat untuk ikan dan amfibi
5) Membentuk persenyawaan dengan kolesterol dan hidroksisteroid lainnya
6) Sulit untuk dimurnikan dan diidentifikasi
7) Berat molekul relatif tinggi, dan analisis hanya menghasilkan formula empiris yang mendekati.
c. Flavonoida
Antioksidan alami terdapat dalam bagian daun, buah, akar, batang dan biji dari tumbuh-tumbuhan obat. Bagian tersebut umumnya mengandung senyawa fenol dan polifenol. Polifenol dan turunannya telah lama dikenal memiliki aktivitas antibakteri, antimelanogenesis, antioksidan dan antimutagen.
Senyawa-senyawa flavanoid yang umumnya bersifat antioksidan dan banyak yang telah digunakan sebagai salah satu komponen bahan baku obat-obatan. Senyawa-senyawa flavonoid dan turunannya dari tanaman nangka-nangkaan memiliki fungsi fisiologi tertentu. Ada dua kategori fungsi fisiologi senyawa flavonoid tanaman nangka-nangkaan berdasarkan sebarannya di Indonesia. Tanaman nangka-nangkaan yang tumbuh di Indonesia bagian barat, produksi senyawa flavanoid diduga berfungsi sebagai bahan kimia untuk mengatasi serangan penyakit (sebagai antimikroba atau antibakteri) bagi tanaman. Sedangkan yang tumbuh di Indonesia bagian timur, produksi senyawa flavanoid berfungsi sebagai alat pertahanan (antivirus). Dengan menggunakan pendekatan fungsi fisiologi ini, uji biologi artoindonesianin dan kerabatnya dilakukan.
4. Manfaat Tanaman Keluwih
Adapun manfaat tanaman keluwih sebagai berikut:
a. Keluwih termasuk tanaman bergetah, hamper semua bagian tanaman dapat mengeluarkan getah, sejak dari bunga, buah, daun, ranting, cabang, batang, maupun akarnya. Pada waktu dahulu getah kelurih dimanfaatkan sebagai perangkap burung.
b. Bunga keluwih yang telah kering dapat digunakan sebagai upet. Asap upet bunga jantan yang telah kering dan dibakar berguna sebagai pengusir nyamuk.
c. Daun keluwih yang masih muda berguna sebagai pakan ternak dan daun keluwih yang telah tua dapat digunakan sebagai membungkus atau pembrongsong buah belimbing.
d. Kayu tanaman keluwih tidak keras, berserat kasar, kadang-kadang dimanfaatkan sebagai bahan dalam pembuatan perangkat rumah tangga sederhana.
e. Buah keluwih muda di manfaatkan sebagai bahan pembuat aneka sayur, sementara buah keluwih yang tua diambil bijinya sebagai bahan pangan atau digunakan sebagai benih.
5. Nama Daerah
a. Sumatera : Kulu (Aceh), Otal, Kulu (Batak), Kalawi (Minangkabau), Kaluwih, Pulor (Lampung), Gomu (Melayu),
b. Jawa : Kelewih, Kalewih, Koluih, Keleih, Kulur (Sunda), Kluwih, Kaluih, Kalueh, Klueh (Jawa), Timbul (Betawi), Kolor (Madura).
c. Bali : Kalancang, Kalewih, Timbul (Bali)
d. NusaTenggara : Kolo (Bima), Laku, Naun Maufe (Timor).
e. Sulawesi : Gamasi (Makassar), Kuloro (Selayar).
f. Maluku : Ulo (Bugis) Lines, Umasi (Seram), Dolai (Halmahera).
6. Daerah Tumbuh
Kehadiran tanaman keluwih di Indonesia tidak diketahui secara pasti. Kini, keluwih ditemukan tumbuh sejak dari Indonesia bagian barat hingga bagian timur. Keragaman nama daerah dari keluwih merupakan indicator bahwa komoditas keluwih telah lama dikenal oleh masyarakat.
AEDES AEGYPTI
Tinjauan tentang Nyamuk Aedes aegypti
1. Tinjauan Nyamuk Aedes aegypti
Susunan Taksonomi Aedes aegypti adalah sebagai berikut:
Filum : Arthropoda
Sub filum : Mandibulata
Kelas : Insekta
Sub Kelas : Pterygota
Sub ordo : Nematocera
Famili : Culcidae
Sub famili : Culcinae
Genus : Aedes
Spesies : Aedes aegypti Line
2. Morfologi Nyamuk Aedes aegypti
Aedes aegypti mengalami metamorphosis sempurna yang dimulai dari stadium telur – larva – pupa – dewasa. Telur yang diletakkan oleh nyamuk betina menetas menjadi larva yang disebut larva instar I. Larva mengalami tiga kali pergantian kulit sehingga berturut-turut menjadi larva instar II, III, IV. Larva instar IV melakukan pengelupasan kulit dan berubah bentuk menjadi stadium pupa. Stadium pupa selanjutnya tumbuh dan berkembang yang akhirnya berubah bentuk menjadi stadium dewasa (jantan atau betina). Waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan dari telur sampai menjadi dewasa pada tempat yang bersuhu 27 oC dan kelembaban udaranya 80 % kurang lebih 10 hari.
a. Telur
Telur Aedes aegypti berukuran kurang lebih 50 mikron, berwarna hitam dan bentuknya bulat panjang atau berbentuk jorong (oval) menyerupai torpedo, mempunyai tekstur dinding yang menyerupai sarang lebah. Setiap kali bertelur, nyamuk betina dapat mengeluarkan sekitar seratus butir telur dengan ukuran sekitar 0,7 milimeter perbutir. Pada umunya telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu kurang lebih 2 hari setelah telur terendam atau lebih tergantung pada keadaan air di tempat perindukan.
b. Larva
Pada stadium ini, kelangsungan hidup larva dipengaruhi antara lain oleh suhu, pH air perindukan, makanan, kepadatan larva, kekeurahan, serta adanya predator. Ciri-ciri larva sebagai berikut :
1. Ukuran 0,5 – 1 cm
2. Gerakannya berulang-ulang dari bawah ke permukaan air untuk bernafas, kemudian turun kembali ke bawah dan seterusnya.
3. Pada waktu istirahat, posisinya hamper tegak lurus dengan permukaan air.
4. Mengalami empat masa pertumbuhan (instar), yaitu
a. Larva instar I, kurang lebih 1 hari, berukuran 1-2 mm, duri-duri (spinae) pada dada belum jelas dan corong pernapasan pada siphon belum jelas.
b. Larva instar II, kurang lebih 1-2 hari, berukuran 2,5–3,5 mm, duri–duri belum jelas, corong kepala mulai menghitam.
c. Larva instar III, kurang lebih 2 hari, berukuran 4-5 mm, duri-duri dada mulai jelas dan corong pernapasan berwarna coklat kehitaman.
d. Larva instar IV, kurang lebih 2-3 hari, berukuran 5-6 mm dengan warna kepala gelap.
5. Tiap pergantian instar disertai dengan pergantian kulit.
6. Ada corong udara pada segmen terakhir.
7. Pada segmen abdomen tidak dijumpai rambut berbentuk kipas.
8. Pada corong udara terdapat pecten.
9. Sepasang rambut atau tidak dijumpai pada corong udara (siphon).
10. Pada abdomen segmen kedelapan ada comb scale sebanyak 8 – 21 atau berjejer 1 – 3.
11. Bentuk individu dari comb scale seperti duri.
12. Pada sisi toraks terdapat duri yang panjang dengan bentuk kurva dan adanya sepasang rambut dikepala.
Di tempat perindukannya, larva Aedes aegypti tampak bergerak aktif, dengan memperlihatkan gerakan-gerakan naik ke permukaan air dan turun ke dasar secara berulang-ulang. Pada saat larva mengambil oksigen dari udara, larva menempatkan siphonnya di permukaan air sehingga abdomennya terlihat menggantung pada permukaan air seolah-olah badan larva berada dalam posisi membentuk sudut dengan permukaan air. Larva Aedes aegypti dapat hidup di air ber-pH 5,8 – 8,8 dan tahan terhadap air dengan kadar garam 10 – 59,5 mg/l. larva Aedes aegypti instar IV dalam kurun waktu lebih dari 2 hari berganti kulit dan tumbuh menjadi pupa.
c. Pupa
Ciri morfologi yang khas yaitu memiliki tabung atau terompet pernafasan yang berbentuk segitiga. Setelah berumur 1 – 2 hari, pupa menjadi nyamuk dewasa (jantan atau betina). Pada pupa terdapat kantong udara yang terletak diantara bakal sayap nyamuk dewasa dan terpasangsayap pengayuh yang saling menutupi sehingga memungkinkan pupa untuk menyelam cepat dan mengadakan serangkaian jungkiran sebagai reaksi terhadap rangsangan.
Nyamuk Aedes aegypti jantan hanya manghisap cairan tumbuh-tumbuhan atau sari bunga untuk keperluan hidupnya, sedangkan yang betina menghisap darah. Nyamuk betina lebih menyukai darah manusia daripada darah binatang. Darah diperlukan untuk pemasakan telur agar jika dibuahi oleh sperma nyamuk jantan, telur yang dihasilkan dapat menetas. Setelah berkopulasi, nyamuk betina menghisap darah dan tiga hari kemudian akan bertelur sebanyak kurang lebih 100 butir. Nyamuk akan menghisap darah setelah 24 jam kemudian dan siap bertelur lagi. Setelah menghisap darah, nyamuk ini beristirahat di dalam atau kadang-kadang di luar rumah berdekatan dengan tempat perkembangbiakannya. Tempat hinggap yang disenangi adalah benda-benda tergantung seperti kelambu, pakaian, tumbuh-tumbuhan, di tempat ini nyamuk menunggu proses pemasakan telur.
3. Biomonik Nyamuk Aedes aegypti
Adapun biomonik dari nyamuk Aedes aegypti sebagai berikut:
a. Tempat Perkembangbiakan
Tempat perkembangbiakan nyamuk Ae. aegypti adalah penampungan air
bersih di dalam rumah ataupun berdekatan dengan rumah, dan air bersih tersebut tidak bersentuhan langsung dengan tanah.
Tempat perkembangbiakan tersebut berupa:
1) Tempat penampungan air (TPA) yaitu tempat menampung air guna keperluan sehari-hari seperti drum, tempayan, bak mandi, bak WC dan ember.
2) Bukan tempat penampungan air (non TPA) yaitu tempat-tempat yang biasa digunakan untuk menampung air tetapi bukan untuk keperluan sehari-hari seperti tempat minum hewan piaraan, kaleng bekas, ban bekas, botol, pecahan gelas, vas bunga dan perangkap semut.
3) Tempat penampungan air alami (TPA alami) seperti lubang pohon, lubang batu, pelepah daun, tempurung kelapa, kulit kerang, pangkal pohon pisang dan potongan bambu.
Wadah tersebut berada di dalam atau di luar rumah. Misalnya bak mandi, tempayan, kaleng bekas, ban bekas, lubang pohon, pelepah daun, tempurung kelapa. Selain itu Aedes aegypti juga lebih menyukai container yang berwarna gelap dan terlindung sinar matahari.
b. Kebiasaan Menggigit
Nyamuk Ae. aegypti jantan tidak menghisap darah tetapi hanya menghisap sari-sari tumbuhan, sedangkan nyamuk Ae. aegypti betina menghisap darah manusia dan binatang.
Nyamuk Ae. aegypti betina bersifat anthropofilik, karenanya lebih menyukai arah manusia daripada darah binatang. Pada nyamuk Aedes aegypti, hanya nyamuk betina saja yang menggigit. Nyamuk tersebut mempunyai kebiasan tidak langsung menggigit, melainkan terbang dulu disekitar hospes beberapa kali kemudian baru menggigit.
Nyamuk Ae. aegypti betina menghisap darah dengan tujuan mematangkan telur dalam tubuhnya. Nyamuk Ae. Aegypti betina mempunyai kebiasaan menggigit beberapa orang secara bergantian dalam waktu singkat (multiple bites) disebabkan sifat sensitif yang dimilikinya, dimana keadaan ini sangat membantu dalam memindahkan virus dengue ke beberapa orang sekaligus. Nyamuk Ae. aegypti betina biasanya menggigit di dalam rumah dengan aktivitas menggigit antara pukul 09.00-10.00 dan pukul 16.00-17.00.
Pada malam hari setelah menggigit dan selama menunggu waktu pematangan telur, nyamuk Aedes aegypti (betina maupun jantan) beristirahat di dalam rumah pada benda-benda yang tergantung seperti pakaian gelap yang bergelantungan di ruangan yang tidak terang, kelambu, kopiah, dan pada tempat-tempat gelap, lembab dan sedikit angin. di dalam rumah.
d. Jangkauan Terbang
Penyebaran nyamuk Aedes aegypti betina dewasa dipengaruhi oleh sejumlah faktor termasuk keberadaan tempat bertelur dan darah sebagai makanan, namun kelahirannya terbatas pada wilayah sekitar 100 meter dari nyamuk menjadi dewasa. Walaupun demikian, penelitian terbaru di Puerto Rico menunjukkan bahwa nyamuk betina dewasa menyebar lebih dari 400 meter untuk mencari tempat bertelur. Penyebaran pasif nyamuk dewasa dapat terjadi melalui telur dan jentik dalam wadah.
e. Variasi Musiman
Populasi nyamuk Aedes aegypti mengalami peningkatan pada musim hujan. Hal ini disebabkan pada musim hujan banyak tempat penampungan air alami yang terisi air dan dapat digunakan sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. Peningkatan populasi nyamuk Aedes aegypti pada musim hujan juga disebabkan oleh menetasnya telur-telur nyamuk Aedes aegypti, yang pada musim kemarau sebelumnya belum sempat menetas dan bertahan dalam tempat perkembangbiakan. Bertambahnya populasi nyamuk Aedes aegypti merupakan salah-satu faktor yang menyebabkan peningkatan kejadian demam berdarah dengue pada periode musim hujan.
4. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan nyamuk antara lain:
a. Iklim
Nyamuk Indonesia sudah beradapatasi terhadap lingkungan dan iklim dengan kelembaban tinggi. Nyamuk tumbuh optimum pada suhu 25-27oC. Pertumbuhan terhenti pada suhu 40oC. Umunya nyamuk tidak dapat bertahan lama bila suhu lingkungan meningkat 5-6oC. Kelembaban kurang dari 60% dapat memperpendek umur nyamuk.
b. Hujan
Hujan mempengaruhi perkembangan nyamuk melalui 2 cara yaitu meningkatkan kelembaban nisbi udara dan menambah jumlah tempat perkembangbiakan nyamuk (breeding place). Kelembaban optimal untuk pertumbuhan nyamuk yaitu 80-90%. Bila kelembaban kurang, telur dapat menetas dalam waktu yang lama, bisa mencapai tiga bulan. Kalau lebih dari wktu tersebut, telur akan mengalami penurunan fekunditas (tidak mampu menetas lagi). Meskipun baru seminggi kalau kelembaban cukup tinggi di atas 70% dapat mengalami perkembangan embrio di dalam cangkang telur sendiri. Curah hujan yang lebat akan membersihkan nyamuk. Sedangkan curah hujan sedang tetapi jangka waktunya lama dapat memperbesar kesempatan nyamuk berkembangbiak.
c. Angin
Kecepatan angin 11-14 m/detik menghambat kemampuan terbanga nyamuk. Angin mempengaruhi evaporasi air dan suhu udara/konveksi. Nyamuk mudah masuk perangkap pada kecepatan kurang 5,4 m/detik.
d. Tumbuhan
Tumbuhan sebagai tempat peletakan telur, tempat berlindung, mencari makan jentik dan tempat hinggap/istirahat nyamuk selama menunggu siklus gonotropik. Aedes aegypti senang meletakkan telur pada tumbuhan terapung/menjulang dipermukaan air.
RAHASIA BERJALAN DI ATAS AIR
Sampai terkadang kita merasa , hidup didunia ini hanya sebagai penonton yg membuat kita merasa bosan, jenuh, malah kadang berpikir "dimanakah TUHAN berada, apakah DIA tidak mendengarkan keluhan saya ??" atau bahkan kita berani menghakimi "kenapa TUHAN tidak adil padaku????"
Dan akhirnya kita mulai cari sumber penyebabnya ??????
mungkin inilah hidup di dunia dgn hukum alam yang ada :
Jika kita malas ==> pasti kita akan miskin
Jika kita pesimis ==> pasti akan gagal
Jika kita masa bodoh ==> pasti kita akan tertinggal
Jika kita menunda ==> pasti akan kehilangan
Jika kita putus asa ==> pasti akan kalah
Jika kita tidak tertib ==> pasti akan hancur
Memang benar selama kita masih hidup di dunia ini kita tidak lepas dari hukum alam jika kita tdk berusaha pasti tdk akan mendapatkan apa-apa . . .
tp bukan cuma cukup disitu aja, dimanakah kehadiran TUHAN dlm setiap hidup kita itu lebih teramat sangat penting . . Keseimbangan BERUSAHA dan BERDOA "ORA ET LABORA" itu kunci dari kita bisa berjalan dia atas air tanpa tenggelam.
seperti Petrus yg saat itu bisa berjalan di atas air menghampiri YESUS, karena petrus selalu terfokus oleh YESUS bukan oleh kondisi sekitarnya, tp disaat dia mulai lengah, bimbang, ragu, takut bahkan mulai mengandalkan kekuatannya sendiri disitulah petrus mulai tenggelam . . . . .
Apakah anda ingin selalu berhasil berjalan di atas air tanpa pernah tenggelam??????
Fokuskanlah selalu hidup kita pada KRISTUS . . .
lakukan apa yang menjadi bagian kita dan TUHAN akan melakukan yang menjadi bagiannya sampai kesudahannya menjadi sempurna . . ..
Bersama KRISTUS masa depan sungguh ada,
dan harapan tak pernah hilang.
God Bless Us..