Wellcome ^_^

Terima kasih anda telah mengunjungi blog saya..
Saya berharap ini bisa membantu anda dalam menambah wawasan ataupun ilmu yang anda butuhkan..
Kesempurnaan hanya milik Tuhan tapi kekurangan ada pada anak manusia..
untuk itu saya mohon maap apabila tulisan ini terdapat kesalahan dan masih banyak kekurangan,,
terimakasih..

Jumat, 09 April 2010

AEDES AEGYPTI




Tinjauan tentang Nyamuk Aedes aegypti
1.
Tinjauan Nyamuk Aedes aegypti
Susunan Taksonomi Aedes aegypti adalah sebagai berikut:

Filum : Arthropoda

Sub filum : Mandibulata

Kelas : Insekta

Sub Kelas : Pterygota

Sub ordo : Nematocera

Famili : Culcidae

Sub famili : Culcinae

Genus : Aedes

Spesies : Aedes aegypti Line

2. Morfologi Nyamuk Aedes aegypti

Aedes aegypti mengalami metamorphosis sempurna yang dimulai dari stadium telur – larva – pupa – dewasa. Telur yang diletakkan oleh nyamuk betina menetas menjadi larva yang disebut larva instar I. Larva mengalami tiga kali pergantian kulit sehingga berturut-turut menjadi larva instar II, III, IV. Larva instar IV melakukan pengelupasan kulit dan berubah bentuk menjadi stadium pupa. Stadium pupa selanjutnya tumbuh dan berkembang yang akhirnya berubah bentuk menjadi stadium dewasa (jantan atau betina). Waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan dari telur sampai menjadi dewasa pada tempat yang bersuhu 27 oC dan kelembaban udaranya 80 % kurang lebih 10 hari.

a. Telur

Telur Aedes aegypti berukuran kurang lebih 50 mikron, berwarna hitam dan bentuknya bulat panjang atau berbentuk jorong (oval) menyerupai torpedo, mempunyai tekstur dinding yang menyerupai sarang lebah. Setiap kali bertelur, nyamuk betina dapat mengeluarkan sekitar seratus butir telur dengan ukuran sekitar 0,7 milimeter perbutir. Pada umunya telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu kurang lebih 2 hari setelah telur terendam atau lebih tergantung pada keadaan air di tempat perindukan.

b. Larva

Pada stadium ini, kelangsungan hidup larva dipengaruhi antara lain oleh suhu, pH air perindukan, makanan, kepadatan larva, kekeurahan, serta adanya predator. Ciri-ciri larva sebagai berikut :

1. Ukuran 0,5 – 1 cm

2. Gerakannya berulang-ulang dari bawah ke permukaan air untuk bernafas, kemudian turun kembali ke bawah dan seterusnya.

3. Pada waktu istirahat, posisinya hamper tegak lurus dengan permukaan air.

4. Mengalami empat masa pertumbuhan (instar), yaitu

a. Larva instar I, kurang lebih 1 hari, berukuran 1-2 mm, duri-duri (spinae) pada dada belum jelas dan corong pernapasan pada siphon belum jelas.

b. Larva instar II, kurang lebih 1-2 hari, berukuran 2,5–3,5 mm, duri–duri belum jelas, corong kepala mulai menghitam.

c. Larva instar III, kurang lebih 2 hari, berukuran 4-5 mm, duri-duri dada mulai jelas dan corong pernapasan berwarna coklat kehitaman.

d. Larva instar IV, kurang lebih 2-3 hari, berukuran 5-6 mm dengan warna kepala gelap.

5. Tiap pergantian instar disertai dengan pergantian kulit.

6. Ada corong udara pada segmen terakhir.

7. Pada segmen abdomen tidak dijumpai rambut berbentuk kipas.

8. Pada corong udara terdapat pecten.

9. Sepasang rambut atau tidak dijumpai pada corong udara (siphon).

10. Pada abdomen segmen kedelapan ada comb scale sebanyak 8 – 21 atau berjejer 1 – 3.

11. Bentuk individu dari comb scale seperti duri.

12. Pada sisi toraks terdapat duri yang panjang dengan bentuk kurva dan adanya sepasang rambut dikepala.

Di tempat perindukannya, larva Aedes aegypti tampak bergerak aktif, dengan memperlihatkan gerakan-gerakan naik ke permukaan air dan turun ke dasar secara berulang-ulang. Pada saat larva mengambil oksigen dari udara, larva menempatkan siphonnya di permukaan air sehingga abdomennya terlihat menggantung pada permukaan air seolah-olah badan larva berada dalam posisi membentuk sudut dengan permukaan air. Larva Aedes aegypti dapat hidup di air ber-pH 5,8 – 8,8 dan tahan terhadap air dengan kadar garam 10 – 59,5 mg/l. larva Aedes aegypti instar IV dalam kurun waktu lebih dari 2 hari berganti kulit dan tumbuh menjadi pupa.

c. Pupa

Ciri morfologi yang khas yaitu memiliki tabung atau terompet pernafasan yang berbentuk segitiga. Setelah berumur 1 – 2 hari, pupa menjadi nyamuk dewasa (jantan atau betina). Pada pupa terdapat kantong udara yang terletak diantara bakal sayap nyamuk dewasa dan terpasangsayap pengayuh yang saling menutupi sehingga memungkinkan pupa untuk menyelam cepat dan mengadakan serangkaian jungkiran sebagai reaksi terhadap rangsangan.

d. Nyamuk Dewasa

Nyamuk Aedes aegypti jantan hanya manghisap cairan tumbuh-tumbuhan atau sari bunga untuk keperluan hidupnya, sedangkan yang betina menghisap darah. Nyamuk betina lebih menyukai darah manusia daripada darah binatang. Darah diperlukan untuk pemasakan telur agar jika dibuahi oleh sperma nyamuk jantan, telur yang dihasilkan dapat menetas. Setelah berkopulasi, nyamuk betina menghisap darah dan tiga hari kemudian akan bertelur sebanyak kurang lebih 100 butir. Nyamuk akan menghisap darah setelah 24 jam kemudian dan siap bertelur lagi. Setelah menghisap darah, nyamuk ini beristirahat di dalam atau kadang-kadang di luar rumah berdekatan dengan tempat perkembangbiakannya. Tempat hinggap yang disenangi adalah benda-benda tergantung seperti kelambu, pakaian, tumbuh-tumbuhan, di tempat ini nyamuk menunggu proses pemasakan telur.


3. Biomonik Nyamuk Aedes aegypti

Adapun biomonik dari nyamuk Aedes aegypti sebagai berikut:

a. Tempat Perkembangbiakan

Tempat perkembangbiakan nyamuk Ae. aegypti adalah penampungan air

bersih di dalam rumah ataupun berdekatan dengan rumah, dan air bersih tersebut tidak bersentuhan langsung dengan tanah.

Tempat perkembangbiakan tersebut berupa:

1) Tempat penampungan air (TPA) yaitu tempat menampung air guna keperluan sehari-hari seperti drum, tempayan, bak mandi, bak WC dan ember.

2) Bukan tempat penampungan air (non TPA) yaitu tempat-tempat yang biasa digunakan untuk menampung air tetapi bukan untuk keperluan sehari-hari seperti tempat minum hewan piaraan, kaleng bekas, ban bekas, botol, pecahan gelas, vas bunga dan perangkap semut.

3) Tempat penampungan air alami (TPA alami) seperti lubang pohon, lubang batu, pelepah daun, tempurung kelapa, kulit kerang, pangkal pohon pisang dan potongan bambu.

Tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti umumnya menyukai tempat-tempat teduh yang ada air tergenang. Air tempat nyamuk bertelur harus jernih, bukan air kotor, atau air yang langsung bersentuhan dengan tanah, melainkan air jernih yang berada dalam wadah,dan tergenang tenang tak terusik.

Wadah tersebut berada di dalam atau di luar rumah. Misalnya bak mandi, tempayan, kaleng bekas, ban bekas, lubang pohon, pelepah daun, tempurung kelapa. Selain itu Aedes aegypti juga lebih menyukai container yang berwarna gelap dan terlindung sinar matahari.

b. Kebiasaan Menggigit

Nyamuk Ae. aegypti jantan tidak menghisap darah tetapi hanya menghisap sari-sari tumbuhan, sedangkan nyamuk Ae. aegypti betina menghisap darah manusia dan binatang.

Nyamuk Ae. aegypti betina bersifat anthropofilik, karenanya lebih menyukai arah manusia daripada darah binatang. Pada nyamuk Aedes aegypti, hanya nyamuk betina saja yang menggigit. Nyamuk tersebut mempunyai kebiasan tidak langsung menggigit, melainkan terbang dulu disekitar hospes beberapa kali kemudian baru menggigit.

Nyamuk Ae. aegypti betina menghisap darah dengan tujuan mematangkan telur dalam tubuhnya. Nyamuk Ae. Aegypti betina mempunyai kebiasaan menggigit beberapa orang secara bergantian dalam waktu singkat (multiple bites) disebabkan sifat sensitif yang dimilikinya, dimana keadaan ini sangat membantu dalam memindahkan virus dengue ke beberapa orang sekaligus. Nyamuk Ae. aegypti betina biasanya menggigit di dalam rumah dengan aktivitas menggigit antara pukul 09.00-10.00 dan pukul 16.00-17.00.

c. Kebiasaan Beristirahat

Pada malam hari setelah menggigit dan selama menunggu waktu pematangan telur, nyamuk Aedes aegypti (betina maupun jantan) beristirahat di dalam rumah pada benda-benda yang tergantung seperti pakaian gelap yang bergelantungan di ruangan yang tidak terang, kelambu, kopiah, dan pada tempat-tempat gelap, lembab dan sedikit angin. di dalam rumah.

d. Jangkauan Terbang

Penyebaran nyamuk Aedes aegypti betina dewasa dipengaruhi oleh sejumlah faktor termasuk keberadaan tempat bertelur dan darah sebagai makanan, namun kelahirannya terbatas pada wilayah sekitar 100 meter dari nyamuk menjadi dewasa. Walaupun demikian, penelitian terbaru di Puerto Rico menunjukkan bahwa nyamuk betina dewasa menyebar lebih dari 400 meter untuk mencari tempat bertelur. Penyebaran pasif nyamuk dewasa dapat terjadi melalui telur dan jentik dalam wadah.

e. Variasi Musiman

Populasi nyamuk Aedes aegypti mengalami peningkatan pada musim hujan. Hal ini disebabkan pada musim hujan banyak tempat penampungan air alami yang terisi air dan dapat digunakan sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. Peningkatan populasi nyamuk Aedes aegypti pada musim hujan juga disebabkan oleh menetasnya telur-telur nyamuk Aedes aegypti, yang pada musim kemarau sebelumnya belum sempat menetas dan bertahan dalam tempat perkembangbiakan. Bertambahnya populasi nyamuk Aedes aegypti merupakan salah-satu faktor yang menyebabkan peningkatan kejadian demam berdarah dengue pada periode musim hujan.


4. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan nyamuk antara lain:

a. Iklim

Nyamuk Indonesia sudah beradapatasi terhadap lingkungan dan iklim dengan kelembaban tinggi. Nyamuk tumbuh optimum pada suhu 25-27oC. Pertumbuhan terhenti pada suhu 40oC. Umunya nyamuk tidak dapat bertahan lama bila suhu lingkungan meningkat 5-6oC. Kelembaban kurang dari 60% dapat memperpendek umur nyamuk.

b. Hujan

Hujan mempengaruhi perkembangan nyamuk melalui 2 cara yaitu meningkatkan kelembaban nisbi udara dan menambah jumlah tempat perkembangbiakan nyamuk (breeding place). Kelembaban optimal untuk pertumbuhan nyamuk yaitu 80-90%. Bila kelembaban kurang, telur dapat menetas dalam waktu yang lama, bisa mencapai tiga bulan. Kalau lebih dari wktu tersebut, telur akan mengalami penurunan fekunditas (tidak mampu menetas lagi). Meskipun baru seminggi kalau kelembaban cukup tinggi di atas 70% dapat mengalami perkembangan embrio di dalam cangkang telur sendiri. Curah hujan yang lebat akan membersihkan nyamuk. Sedangkan curah hujan sedang tetapi jangka waktunya lama dapat memperbesar kesempatan nyamuk berkembangbiak.

c. Angin

Kecepatan angin 11-14 m/detik menghambat kemampuan terbanga nyamuk. Angin mempengaruhi evaporasi air dan suhu udara/konveksi. Nyamuk mudah masuk perangkap pada kecepatan kurang 5,4 m/detik.

d. Tumbuhan

Tumbuhan sebagai tempat peletakan telur, tempat berlindung, mencari makan jentik dan tempat hinggap/istirahat nyamuk selama menunggu siklus gonotropik. Aedes aegypti senang meletakkan telur pada tumbuhan terapung/menjulang dipermukaan air.

8 komentar:

  1. makasih, artikelnya membantu.. tapi sumbernya dari mana ya??

    BalasHapus
  2. Wah ini info yg sedang saya cari..tapi sumbernya dari mana ya ?, soalnya saya perlu sumbernya juga..terima kasih

    BalasHapus
  3. Terimakasih infonya sudah mau berbagi
    Nyamuk Demam berdarah memang sangat berbahaya, oleh karena itu segera konsultasikan ke dokter.

    Salam dari kami: Cara Menaikkan Trombosit

    BalasHapus
  4. apa saya bisa minta alamt email anda

    BalasHapus
  5. terimakasih artikelnya sangat membantu. sangat butuh sekali informasi sumbernya sehingga kefalitannya bisa dipertanggung jawabkan. terimakasih..

    BalasHapus
  6. Trimakasih artikel ini sangat membantu sekali

    BalasHapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus